Mempertahankan Tradisi Silaturahmi Pada Masyarakat di Kabupaten Pasuruan

Oleh: Farah Adibah
100111400192/ BK/ OFF A/ 2010

Bagi masyarakat Indonesia silaturahmi sepertinya sudah mendarah nadi dalam kehidupan sehari-hari. Silaturahmi merupakan bagian dari tradisi yang unik dan tak terelakkan menjelang dan menyambut hari raya (khususnya Hari Raya Idul Fitri). Sesama kerabat, keluarga dekat, sahabat-sahabat serta siapapun yang ada, membuktikan rasa kasih sayang dan kerinduan mereka, saling berjabat tangan dan memaafkan, bersalam-salaman dijalan, dimasjid, dari rumah kerumah, dimanapun layaknya.Siapa yang tahu asal mula tradisi ini ada? Yang pasti Islam telah mangajarkan kepada penganutnya agar senantiasa memelihara hubungan silaturahmi,
Mereka berjabat tangan atau sungkem dengan ucapan-ucapan permohonan maaf, dan yang tua memberi maaf serta doa-doa keselamatan dan keberkahan. Setelah itu menyantap snack yang telah dihidangkan. Bahkan ada yang tuan rumahnya mewajibkan tamu-tamunya makan nasi, atau ketupat. Para orang tua menyediakan diri untuk menerima tamu. Mereka tak berani meninggalkan rumah, takut apabila orang yang sedang bertamu kecewa lantaran tak bisa bertemu. Mereka membuka rumah dan pagi hingga sore, bahkan malam.Meja tamunya dipenuhi oleh berbagai makanan ringan dari yang tradisional hingga produksi pabrikan untuk menjamu para tamu. Yang muda pun mewajibkan diri untuk bertemu dengan yang lebih tua. Jika belum bertemu, seakan-akan menjadi utang yang harus dibayar. Tak jarang mereka datang dari tempat yang sangat jauh dengan berjalan kaki, mereka datang secara rombongan bersama kerabat, atau ada juga yang sendiri-sendiri. Uniknya rata-rata kegiatan tersebut berlangsung selama seminggu.
Secara sosiologis kegiatan tersebut sangat efektif untuk memperkokoh ikatan kekerabatan, menjalin persaudaraan, dan memperkuat hubungan sosial.Dilihat dari segi agama, sangat bernilai ibadah karena melaksanakan perintah Allah dalam hal hablum mi-nannas (hubungan dengan sesama manusia). Mereka melakukannya dengan ikhlas, dan sangat intrinsic. Ketika bangsa Indonesia sedang dilanda krisis sosial, sering terjadi konflik horisontal, maka silaturahmi ini sangat diperlukan. Silaturahmi yang melibatkan semua unsur masyarakat tanpa memandang sekat-sekat sosial dan politik, bahkan agama ini mampu memperkokoh hubungan sosial. Kegiatan tersebut mampu meredam ketegangan sosial hingga ke masyarakat bawah. Biasanya ketegangan akibat konflik sosial seperti berebut sumber daya alam dan ketegangan politik seperti sehabis pilkades. pilkada, dan pemilu berangsur-angsur hilang. Mereka saling memaafkan.Sehabis silaturahmi, perekat-perekat sosial kembali berfungsi. Sistem sosial kembali normal. Apalagi sistem sosial pedesaan yang mengutamakan kekerabatan, guyub, tolong-menolong. dan gotong-royong. Jadi menurut saya, biarkan tradisi silaturahmi pedesaan ini seperti di Kabupaten Pasuruan tetap lestari dan berjalan sebagaimana adanya.

Referensi:http://bataviase.co.id/detailberita-10549005.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar