Definisi, Fungsi, dan Tujuan Konseling

DEFINISI KONSELING

Counseling denotes a professional relationship between a trained counselor and a client. This relationship is usually person-to-person, although it may sometimes involve more than two people, and it is designed to help the client understand and clarify his view of his life space so that he may make meaningful and informed choices consonant with his essential nature in those areas where choices are available to him. This definition indicates that counseling is process, that is a relationship, that it is designed to help people make choices, that underlying better choice-making are such matters as learning, personality development, and self-knowledge which can be translated into better role perception and more effective role behavior. (Robert L. Gibson and Marianne H. Mitchell, Introduction to Guidance. New York: Macmillan Publishing Co., Inc, 1981), p. 261.

Konseling merupakan hubungan profesional antara konselor terlatih dan klien. Hubungan ini biasanya orang-ke-orang, meskipun kadang-kadang mungkin melibatkan lebih dari dua orang, dan dirancang untuk membantu klien memahami dan menjelaskan pandangannya ruang hidupnya sehingga ia bisa membuat pilihan bermakna dan informasi sejalan dengan esensi alam di wilayah-wilayah di mana pilihan yang tersedia baginya. Definisi ini menunjukkan bahwa proses konseling, yaitu suatu hubungan, yang dirancang untuk membantu orang membuat pilihan, yang mendasari pilihan keputusan yang lebih baik adalah hal-hal seperti belajar, pengembangan kepribadian, dan pengetahuan diri yang dapat diterjemahkan ke dalam persepsi peran yang lebih baik dan lebih efektif perilaku peran.

Counseling is a relationship between a professionally trained, competent counselor and an individual seeking help in gaining greater self-understanding and improved decision-making and behavior-changing skills for problem resolution and for developmental growth. (John J. Pietrofesa, Bianca Bernstein, JoAnne Minor, Susan Stanford, Guidance an Introduction. Chicago: Rand Mc. Mally College Publisning Company, 1980), p. 85.

Konseling adalah hubungan antara konselor, profesional terlatih kompeten dan membantu mencari individu dalam memperoleh pemahaman diri yang lebih besar dan meningkatkan pengambilan keputusan dan keterampilan mengubah perilaku untuk penyelesaian masalah dan untuk pertumbuhan pembangunan.

Kesimpulan:

Konseling yaitu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli (konselor) kepada individu yang bermasalah maupun yang membutuhkan melalui hubungan tatap muka, wawancara, atau dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu tersebut agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan individu, menyesuaikan dirinya dan lingkungannya serta tujuan yang hendak dicapai.

FUNGSI KONSELING
Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi konseling yang membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan konseling kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program konseling secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik konseling yang dapat digunakan disini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
Fungsi Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi konseling dalam membantu siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan siswa.
Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi konseling dalam membantu siswa (siswa) agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

TUJUAN KONSELING

Pemahaman. Adanya pemahaman terhadap akar dan perkembangan kesulitan emosional mengarah kepada peningkatan kapasitas untuk lebih memilih kontrol rasional daripada perasaan dan tindakan. (Freud: “where id was, shall ego be” [Di mana ada id, maka di situ ada ego])
Berhubungan dengan orang lain. Menjadi lebih mampu membentuk dan mempertahankan hubungan yang bermakna dan memuaskan dengan orang lain; misalnya, dalam keluarga atau di tempat kerja.
Kesadaran diri. Menjadi lebih peka terhadap pemikiran dan perasaan yang selama ini ditahan atau ditolak, atau mengembangkan perasaan yang lebih akurat berkenaan dengan bagaiman penerimaan orang lain terhadap diri.
Penerimaan diri. Pengembangan sikap positif terhadap diri, yang ditandai oleh kemampuan menjelaskan pengalaman yang selalu menjadi subjek kritik diri dan penolakan.
Aktualisasi diri atau individuasi. Pergerakan ke arah pemenuhan potensi atau penerimaan integrasi bagian diri yang sebelumnya saling bertentangan.
Pencerahan. Membantu klien mencapai kondisi kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
Pemecahan masalah. Menemukan pemecahan problem tertentu yang tak bisa dipecahkan oleh klien seorang diri. Menuntut kompetensi umum dalam pemecahan masalah.
Pendidikan psikologi. Membuat klien mampu menangkap ide dan teknik untuk memahami dan mengontrol tingkah laku.
Memiliki keterampilan sosial. Mempelajari dan menguasai keterampilan sosial dan interpersonal seperti mempertahankan kontak mata, tidak menyela pembicaraan, asertif, atau pengendalian kemarahan.
Perubahan kognitif. Modifikasi atau mengganti kepercayaan yang tak rasional atau pola pemikiran tidak dapat diadaptasi , yang diasosiasikan dengan tingkah laku penghancuran diri.
Perubahan tingkah laku. Modifikasi atau mengganti pola tingkah laku yang meladaptif atau merusak.
Perubahan sistem. Memperkenalkan perubahan dengan cara beroperasinya sistem sosial (contoh: keluarga).
Penguatan. Berkenaan dengan keterampilan, kesadaran, dan pengetahuan yang akan membuat klien mampu mengontrol kehidupannya.
Restitusi. Membantu klien membuat perubahan kecil terhadap perilaku yang merusak.
Reproduksi (generativity) dan aksi social. Menginspirasikan dalam diri seseorang hasarat dan kapasitas untuk peduli terhadap orang lain, membagi pengetahuan, dan mengkontribusikan kebaikan bersama melalui kesepakatan politik dan kerja komunitas.




REFERENSI

Robert L. Gibson and Marianne H. Mitchell, Introduction to Guidance. New York: Macmillan Publishing Co., Inc, 1981, p. 261.

John J. Pietrofesa, Bianca Bernstein, JoAnne Minor, Susan Stanford, Guidance an Introduction. Chicago: Rand Mc. Mally College Publisning Company, 1980, p. 85.

McLeod, J. 2004. An Introduction to Counseling. Maidenhead: Open University Press.

Pengantar Konseling: Teori dan Studi Kasus, Edisi Ketiga, John McLeod, Kencana Prenada Media Group, 2006.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar